undefined
undefined
undefined
Manajemen
Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan/Manajemen terminal
Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum,
dalam hal ini pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain.
Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat khususnya angkutan massal, dalam hal ini UPT Terminal selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik, mulai dari penyediaan ruang tunggu
yang nyaman, pengaturan dermaga pemberangkatan kapal sesuai dengan tujuan
sampai dengan pengaturan kapal yang masuk ke terminal. Hal ini dilakukan
semata-mata untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan
menerapkan sistem manajemen terminal yang baik, sehingga nantinya dapat
diharapkan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap UPT tanpa
mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi terminal
Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan
perkembangan, terkendali dan terarah berkaitan dengan : perencanaan,
infrastruktur, system management dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta
pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Berbagai
kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit, kewenangan,
sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan
terminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan perkembangan di
masa depan.
- Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi, kendaraan yang akan diseberangkan.
- Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali kendaraan umum, kapal.
- Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah pengaturan operasi bus, kapal, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus, awak kapal dan sebagai fasilitas pangkalan, lego jangkar di kolam pelabuhan.
Zonasi pelabuhan
Untuk mengendalikan penumpang dan kendaraan di terminal
penyeberangan, pelabuhan dibagi atas beberapa zona. Untuk dapat lebih
memberikan batasan area yang jelas antara pengantar dengan calon penumpang
maupun kendaraan yang akan berangkat untuk hal tersebut dilakukan pembagian
zona-zona. Setiap zona tersebut termasuk di dalamnya prasarana-prasarana yang
dilalui.
Adapun pembagian zona-zona tersebut adalah sebagai
berikut :
- Zona A : Merupakan zona umum terbuka, areal gerbang masuk Pelabuhan (toll gate, jembatan timbang & loket tiket)
- Zona B : Merupakan zona dengan areal tunggu bagi penumpang/ kendaraan yang akan naik ke kapal (ruang tunggu penumpang, areal parkir kendaraan yang akan menyeberang dan areal parkir kendaraan pengantar atau penjemput)
- Zona C : Merupakan zona terbatas seperti areal menuju ke kapal (gang way, movable bridge, dan side ramp)
Pengendalian
Dalam pelaksanaan di lapangan diperlukan pengendalian
untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan, adapun untuk
mengantisipasi hal tersebut di pelabuhan dilakukan pengendalian yang ketat
seperti dilakukannya pengendalian saat bongkar muat, dan pemberangkatan kapal.
Koordinasi antar petugas di lapangan dengan petugas di lapangan, antar petugas
kontrol di STC dengan petugas di lapangan dilakukan secara intensif.
Sedangkan untuk manajemen lalu lintas di lintasan merupakan
pengaturan kapal pada saat akan masuk/ keluar pelabuhan. Pengaturan yang
dikontrol dari sisi darat melalui ship traffic control (STC), dimana pada ruang
kontrol ini setiap kapal yang akan masuk atau keluar dermaga melakukan
komunikasi yang intensif antara operator STC dengan awak kapal. Sehingga lalu
lintas kapal dapat tertib masuk/ keluar pelabuhan sesuai dengan perintah dari
operator STC,. Selain pengaturan kapal keluar/ masuk dermaga, penjadwalan kapal
juga merupakan bagian dalam manajemen lalu lintas maka keteraturan, ketertiban
serta rasa keadilan dari operator kapal dapat terjaga.
Perencanaan dan penjadwalan pelayanan
Implementasi lebih lanjut dari pelayananan angkutan
diwujudkan dalam pemberian pelayanan angkutan barang dan penumpang melalui angkutan
sungai, danau dan penyeberangan.
Karakteristik pelayanan
Kriteria dan karakteristik pelayanan Angkutan Sungai
Danau dan Penyeberangan antara lain adalah :
Pelayanan massal dengan waktu yang
singkat
Pada konsep pengembangan angkutan perkotaan, untuk
mengurangi kepadatan Lalulintas yang ada, dibutuhkan keberadaan angkutan yang
bersifat massal dan kecepatan tempuh yang memadai atau mass rapid transport
(MRT). Untuk itu, angkutan perairan daratan terutama di perkotaan harus
memenuhi kriteria ini, terutama untuk rute yang mampu mempersingkat jarak
tempuh dengan memotang jaringan jalan yang lebih singkat.
Pelayanan ulang alik
Pelayanan ulang alik (shuttle transport service) dengan
frekuensi tinggi pada angkutan penyeberangan di sungai maupun di danau, pengguna
jasa angkutan pada umumnya menginginkan pelayanan tanpa waktu tunggu yang lama.
Hal yang sama dapat juga dilakukan pada pelayanan angkutan sungai antara dua
atau beberapa títik perjalanan di sepanjang tepiannya yang waktu tempuhnya
pendek sehingga dapat dilayani berkali-kali dalam satu hari oleh kapal yang
sama. Salah satu contoh pelayanan ulang alik yang masih dikelompokkan sebagai
perjalanan komuter adalah pelayanan penyeberangan di Ujung - Kamal di jawa
Timur atau pelayanan antara Poka - Galala di Ambon.
Pelayanan terjadwal
Umumnya angkutan perairan daratan masih bersifat
konvensional dan tradisional di mana pelayanannya tidak berjadwal dan tidak
menentu. Untuk angkutan sungai di perkotaan (urban river transport), pengguna
jasa menginginkan pelayanan angkutan dengan rentang waktu pemberangkatan
(headway) konstan dan konsisten.
Pelayanan yang reliabel
Selain masalah penjadwalan, hal lain yang menjadi titik
lemah pelayanan angkutan peraíran daratan saat ini adalah keberadaan layanannya
tidak dapat diandalkan. Pada suatu waktu ada dan kali lain tidak beraktivitas.
Untuk itu, aspek keandalan (reliability} harus diperhatikan dengan menyangkut
keteraturan (regularity) dan ketepatan waktu (punctuality).
Pelayanan yang aman dan nyaman
Secara umum, angkutan perairan daratan memiliki tingkat
fatalitas pada kecelakaan yang rendah dibandingkan angkutan jalan karena
kecepatan tempuh sarana angkutnya yang rendah, yaitu umumnya sekitar 10 knot
atau 18,52 km/jam. Meskipun demikian, tingkat keselamatan (safety) masih harus
diperhatikan selain juga kenyamanan (convenience) yang terkait fasílitas dan
akomodasi di kapal yang beroperasi seperti luasan tempat duduk.
Pelayanan dengan tarif terjangkau dan bersaing Pangsa
pasar utama untuk angkutan perairan daratan, terutama dalam tingkat yang belum
berkembang, adalah pada masyarakat ekonomi menengah dan menengah ke bawah.
Untuk itu, agar mampu bersaing dengan angkutan jalan, tarif yang terjangkau
dengan tingkat pendapatan masyarakat dan bersaing dengan angkutan jalan merupakan
keunggulan yang depat dimunculkan.
Pelayanan dengan angkutan lanjutan
Aksesibilitas atau kemudahan untuk rnenjangkau layanan
angkutan perafran daratan adalah aspek lain yang perlu diperhatikan. Keberadaan
angkutan lanjutan dan penentuan titik simpul henti berupa dermaga singgab dan
berangkat merupakan kunci utama agar dapat eksis dan bersaing. Penjadwalan
kapal harus disesuaikan dengan besaran permintaan, jarak antara dua pelabuhan,
kecepatan kapal, kecepatan bongkar muat, waktu pelayanan.