undefined
undefined
undefined
A.
Rekrutmen
1.
Pengertian Rekrutmen
Ada beberapa pengertian rekrutmen
menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi digital
Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa “Rekrutmen (Recruitment) adalah
serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi,
kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan
yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.”
b. Drs. Fautisno Cardoso Gomes
(1995:105)
menyatakan bahwa “rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik
para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.”
c. Menurut Randall S. Schuler dan
Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang Nuryanta (2008) rekrutmen
antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi
syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi
orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
d. Menurut
Noe at. all ( 2000 )
rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal
dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial.
e. Menurut Schermerhorn, 1997 Rekrutmen
(Recruitment) adalah
proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong.
Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari
orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi
pekerjaan.
Jadi Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak
dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai
calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan
dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang didapatkan dari proses
rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang akan memasuki proses seleksi, yakni
proses untuk menentukan kandidat yang mana yang paling layak untuk mengisi
jabatan tertentu yang tersedia di perusahaan.
2. Tujuan
Rekrutmen
Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan,
antara lain sebagai berikut:
a. Untuk
memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon
pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
b. Tujuan
pasca pengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan
pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai
jangka waktu yang masuk akal.
c. Meningkatkan
citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal mempunyai kesan-kesan
positif terhadap organisasi atau perusahaan.
3. Prinsip
Rekrutmen
Menurut Rivai (2006),
prinsip-prinsip rekrutmen terdiri dari:
a. Mutu staf dan pengajar yang akan
direkrut harus sesuai dengan kebutuhanyang diperlukan untuk mendapatkan mutu
yang sesuai, untuk itu sebelumnya perlu dibuat suatu analisis jabatan,
deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
b. jumlah staf dan pengajar yang
diperlukan harus sesuai dengan job yang
tersedia, untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan peramalan kebutuhan
tenaga kerja dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja.
c. Biaya yang diperlukan diminimalkan.
d. Perencanaan dan keputusan-keputusan
strategis tentang perekrutan.
e. Fleksibility.
f. Pertimbangan-pertimbangan hukum
4. Proses
Dan Sumber Rekrutmen
Proses pelaksanaan rekrutmen dan
biasanya terdiri dari beberapa langkah atau tahapan. Di bawah ini adalah
langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen
a. Proses
Rekrutmen
Adapun dalam proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting,
yaitu sebagai berikut:
1)
Penyusunan strategi untuk merekrut
Dalam penyusunan strategi ini, peran
departemen sumber daya manusia bertanggung jawab dalam menentukan
kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan direkrut, di mana
tempatnya, dan kapan pelaksanaannya.
2)
Pencarian pelamar-pelamar kerja
Banyak atau sedikitnya pelamar
dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut untuk menginformasikan lowongan,
salah satu caranya adalah dengan membina hubungan yang baik dengan
sekolah-sekolah atau universtas-universitas.
3)
Penyaringan atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak
cocok.
Di dalam proses ini memerlukan
perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena alasan yang
tidak tepat. karena pada lahan ini kadang terjadi kejanggalan akibat tidak
sportif atau disiplinnya dalam perekrutan.
4)
Pembuatan kumpulan pelamar
Kelompok pelamar yang sudah disaring
merupakan kumpulan individu-individu yang telah sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang
dibutuhkan.
b. Sumber Rekrutmen
Sumber-sumber rekrutmen adalah pelamar langsung, lamaran
tertulis, lamaran berdasarkan informasi, orang lain, jalur iklan, perusahaan
penempatan tenaga kerja, perusahaan pencari tenaga kerja profesional, lembaga
pendidikan, organisasi profesi, serikat pekerja, dan melalui balai latihan
kerja milik pemerintah.
1) Pelamar Langsung
Pelamar langsung sering dikenal
dengan istilah “applications at the gate”. Artinya para pencari
pekerjaan datang sendiri ke suatu organisasi untuk melamar, ada kalanya tanpa
mengetahui apakah di organisasi yang bersangkutan ada atau tidak ada lowongan
yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman pelamar yang
bersangkutan.
2) Lamaran Tertulis
Para pelamar yang mengajukan lamaran
tertulis melengkapi surat lamarannya dengan berbagai bahan tertulis mengenai
dirinya, seperti surat keterangan berbadan sehat dari dokter, surat kelakuan
baik dari instansi pemerintah yang berwenang, salinan atau fotokopi ijasah dan
piagam yang dimiliki, surat referensi dan dokumen lainnya yang dianggap perlu
diketahui oleh perekrut tenaga kerja baru yang akan menerima dan meneliti surat
lamaran tersebut.
3) Lamaran Berdasarkan Informasi Orang Dalam
Para anggota organisasi berbagai
pihak yang diketahuinya sedang mencari pekerjaan dan menganjurkan mereka
mengajukan lamaran. Berbagai pihak itu dapat sanak saudara, tetangga, teman
sekolah, bersal dari suatu daerah dan lain sebagainya. Sumber rekrutmen ini
layak dipertimbangkan karena beberapa alasan, yaitu:
i. para pencari tenaga kerja baru
memperoleh bantuan dari pihak dalam organisasi untuk mencari tenaga kerja baru
sehingga biaya yang harus dipikul oleh organisasi menjadi lebih ringan.
ii. para pegawai yang menginformasikan
lowongan itu kepada teman atau kenalannya agar berusaha agar hanya yang paling
memenuhi syaratlah yang melamar.
iii. para pelamar sudah memiliki bahan
informasi tentang organisasi yang akan dimasukinya sehingga lebih mudah
melakukan berbagai penyesuaian yang diperlukan jika lamarannya ternyata
diterima.
iv. pengalaman banyak organisasi
menunjukkan bahwa pekerja yang diterima melalui jalur ini menjadi pekerja yang
baik karena mereka biasanya berusaha untuk tidak mengecewakan orang yang membawa
mereka ke dalam organisasi.
4) Iklan
Pemasangan iklan merupakan salah
satu jalur rekrutmen yang paling sering dan paling banyak digunakan. Iklan
dapat dipasang diberbagai tempat dan menggunakan berbagai media, baik visual,
audio, maupun yang bersifat audio visual.
5) Instansi Pemerintah
Di setiap pemerintahan negara dapat
dipastikan adanya instansi yang tugas fungsionalnya mengurus ketenagakerjaan
secara nasional, seperti departemen tenaga kerja, departemen pemburuhan,
departemen sumber daya manusia atau instansi pemerintah yang cakupan
tugas sejenis.
6) Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja
Salah satu perkembangan baru dalam
dunia ketenagakerjaan ialah tumbuh dan beroperasinya perusahaan-perusahaan
swasta yang kegiatan utamanya adalah mencari dan menyalurkan tenaga kerja.
7) Perusahaan Pencari Tenaga Kerja Profesional
Perusahaan Pencari Tenaga Kerja
Profesional mengkhususkan diri pada tenaga kerja tertentu saja, misalnya tenaga
eksekutif atau tenaga professional lainnya yang memiliki pengetahuan atau
tenaga khusus.
8) Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan sebagai sumber
rekrutmen tenaga kerja baru adalah yang menyelenggarakan pendidikan tingkat
sekolah menengah tingkat atas dan pendidikan tinggi. Pembatasan ini didasarkan
kepadan pemikiran bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar pada tinggat sekolah dasar meluluskan anak-anak yang
belum layak diperlakukan sebagai pencari lapangan kerja.
B.
Seleksi
Seleksi merupakan usaha pertama yang
harus dilakukanperusahaan untuk memperoleh karyawan yang qualified dan komponen
yang akan menjabat serta mengarjakan semua pekerjaan pada perusahaan.
Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat, dan obyektif supaya
karyawan yang diterima benar-benar qualified untuk menjabat dan melaksanakan
pekerjaan.
1. Pengertian
Seleksi
Pengertian atau definisi seleksi
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Seleksi
menurut Mondy Noe (2005:162) yaitu proses pemilihan dari sekelompok pelamar
individu yang paling cocok untuk posisi tertentu dalam sebuah organisasi.
b. Menurut
Umar (2005), seleksi merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepat
dengan kriteria yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.
c. Menurut
Siagian (2006), bahwa proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang
teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Proses
seleksi terdiri dari berbagai langkah spesifik yang diambil untuk memutuskan
pelamar mana yang akan diterima dan pelamar mana yang akan ditolak.
2. Proses
Dan Tahapan Seleksi
Menurut Siagian (2006), bahwa setiap
perekrut tenaga kerja yang mempunyai rasa tanggung jawab secara profesional
dapat dipastikan ingin dan berusaha agar melalui proses seleksi yang
dilakukannya diperoleh tenaga kerja yang paling memenuhi syarat untuk mengisi
lowongan yang tersedia. Agar sasaran seperti itu tercapai, proses seleksi
menggabungkan dua hal, yaitu yang berkaitan langsung dengan pekerjaan yang akan
dilakukan apabila lamaran seseorang diterima dan faktor-faktor lain yang
meskipun tidak langsung berkaitan dengan pekerjaannya kelak, akan tetapi
memberikan gambaran yang lebih akurat tentang diri pelamar yang bersangkutan.
Menurut Mangkuprawira (2003), proses
penyeleksian bekerja sama dengan elemen-elemen, yaitu tujuan atau sasaran
perusahaan, rancangan pekerjaan, dan penilaian kinerja, seperti halnya juga
pada rekrutmen dan seleksi.
Elemen-elemen tersebut yaitu:
·
Elemen pertama dalam proses penyeleksian harus
termasuk kebijakan umum perusahaan dalam menyewa karyawan. Manajer dapat
mempekerjakan orang terbaik untuk pekerjaan-pekerjaan khusus dengan gaji dan
manfaat yang tinggi atau relatif dengan pembayaran gaji dan upah yang rendah,tanpa
mempedulikan derajat perputaran karyawan atau ketidakpuasan tentang upah,
manfaat, dan kondisi kerja. Pengambil keputusan harus menentukan bagaimana para
karyawan merasa cocok dalam kerangka menyeluruh dari perusahaan dan harus pula
mengembangkan hubungan antar karyawan dalam perusahaan.
·
Elemen kedua, rancangan pekerjaan, menentukan apa
tugas dan kewajiban tiap pekerjaan. Bagaimana upaya memotivasi atau pengulangan
tiap pekerjaan menjadi pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan
bersangkutan. Kinerja tersebut akan dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi
mereka. Rancangan berpengaruh besar pada dua faktor tersebut.
·
Elemen ketiga merupakan cara mengukur
keberhasilan suatu pekerjaan. Penerimaan karyawan yang berhasil akan menentukan
jenis calon karyawan seperti apa yang sebaiknya direkrut dan diseleksi.
·
Elemen keempat merupakan spesifikasi pekerjaan
yang menspesifikasi ciri sifat, keahlian dan latar belakang individu yang harus
dimiliki untuk mengkualifikasi pekerjaan.
Secara singkat penjelasan tahapan-tahapan seleksi adalah
sebagai berikut:
i.
Surat Rekomendasi
Pada umumnya surat rekomendasi tidak
berkaitan dengan kinerja pekerjaan karena semuanya mengandung pujian positif,
yang perlu diperhatikan bagaimana isi rekomendasi yang terutama tentang
sifat-sifat orang yang direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan evaluasi.
ii.
Format lamaran
Perlunya format lamaran adalah untuk
mempermudah penyeleksi mendapatkan informasi atau data yang lengkap dari calon
staf dan pengajar,dimana format ini sebagai alat screening untuk menentukan
pelamar dalam memenuhi spesifikasi pekerjaan yang minimal dan secara khusus
meminta informasi tentang pekerjaan yang pernah dialami pelamar dan status
pekerjaan yang sekarang.
iii. Tes Kemampuan
Tes kemampuan adalah alat-alat yang
menilai kesesuaian antara para pelamar dengan syarat-syarat pekerjaan. Pada
tahap ini dilakukan penilaian terhadap para pelamar dengan syarat yang telah
ditetapkan. Tes ini ditujukan untuk mendapat tenaga kerja yang sesuai
dengan harapan perusahaan. Tes ini untuk mengukur tingkat kecerdasan,
kepribadian, minat, bakat, prestasi dan berfungsi untuk meramal berhasil
tidaknya pelamar dalam melaksanakan pekerjaan, reaksi, kepandaian dan potensi.
Selain tahap-tahap tersebut juga
terdapat beberapa tahap yang lain yaitu ; tes potensial akademik, tes
kepribadian, tes pisikologi, wawancara, evaluasi kesehatan, serta keputusan
penerimaan.
3. Sistem Seleksi Dan Efektif
Menurut Rivai (2006), dalam hal ini
perlu disadari bahwa proses seleksi karyawan baru merupakan kegiatan penting
bagi perusahaan maupun bagi calon staf dan pengajar itu sendiri. Mempertahankan
atau pun mengembangkan suatu sistem seleksi yang menghasilkan staf dan pengajar
produktif dan mencari peluang untuk meningkatkan cara kerjanya sangat penting
untuk keberhasilan perusahaan. Sistem seleksi yang efektif pada dasarnya
memliki tiga sasaran, yaitu :
a. Keakuratan,
artinya kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepat dapat memprediksi
kinerja pelamar. Pernyataan berikut ini mungkin dapat dipertimbangkan ketika
melakukan seleksi, seperti apa kelemahan dari: Instruktur yang kurang menguasai
materi, Proses seleksi yang tidak dapat memprediksi kinerja pelamar di tempat kerja,
Perhitungan dengan menggunakan komputer yang menghasilkan jawaban yang salah.
b. Keadilan,
artinya memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan
diberikan kesempatan yang sama didalam sistem seleksi. Sistem seleksi yang adil
jika: Didasarkan pada persyaratan-persyaratan yang dijalankan secara konsisten,
Menggunakan standar penerimaan yang sama untuk semua pelamar, Menyaring pelamar
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang hanya berkaitan dengan pekerjaan
saja.
c. Keyakinan,
artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan manfaat
yang diperoleh. Pewawancara dan calon meyakini akan suatu sistem seleksi
apabila: Selama proses seleksi pelamar dan pewawancara menggunakan waktu dengan
efektif dan baik, Setiap orang memperoleh manfaat dengan mengikuti proses seleksi
terlepas dari keputusan penerimaan staf dan pengajar yang diambil, Citra
perusahaan dan harga diri para pelamar tetap terjaga.
4. Faktor Penting Yang Diperhatikan
Dalam Seleksi
Menurut Rivai (2006), perusahaan
semakin dituntut untuk mencapai semua sasaran yang diinginkan oleh manajemen.
Sementara itu, staf dan pengajar semakin sering berpindah perusahaan dan karir,
untuk mendapatkan predikat staf dan pengajar yang ideal dan dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan pribadinya, sehingga perusahaan membutuhkan
proses seleksi yang efektif agar dapat mengidentifikasi siapa yang mampu dan
mau melaksanakan suatu pekerjaan selama jangka waktu tertentu.
Tanpa sistem seleksi yang efektif,
perusahaan akan menaggung resiko, antara lain: Satu Peningkatan biaya, sebagai akibat kesalahan ketika penerimaan
staf dan pengajar akan menimbulkan in efisiensi dengan membengkaknya biaya. Dua Motivasi staf dan pengajar yang
rendah. Tiga Kualitas pelayanan yang
rendah atau menurun yang dirasakan oleh pelanggan. Empat Kurangnya upaya manajer atau supervisor dalam membimbing
bawahannya maupun inisiatif untuk kemajuan perusahaan, karena terpaksa
berkonsentrasi pada pengisian lowongan yang tidak diharapkan.
5. Jenis – Jenis Seleksi
Menurut Rivai (2006), seleksi
merupakan proses untuk mencocokkan orang-orang dengan kualifikasi yang mereka
miliki, jenis-jenis seleksi:
a. Seleksi
Administrasi, Seleksi administrasi yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimiliki
pelamar untuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang diminta organisasi
perusahaan, antara lain: Ijazah, Riwayat hidup, domisili atau keberadaan status
yang bersangkutan, surat lamaran, sertifikasi keahlian, pas foto, copy
identitas, pengalaman kerja, umur, jenis kelamin, status perkawinan, surat keterangan
sehat dari dokter, akta kelahiran.
b. Seleksi
secara tertulis, dimana meliputi : Tes kecerdasan, tes kepribadian, tes bakat,
tes minat dan prestasi.
c. Seleksi
tidak tertulis dimana meliputi : wawancara, praktek,serta kesehatan atau medis.
6. Masalah – Masalah Yang Ditemukan
Dalam Seleksi
Menurut Rivai (2006), untuk mencapai
ketiga sasaran, yaitu keakuratan,keadilan dan keyakinan sangat tergantung pada
kemampuan pewawancara untuk mengatasi masalah-masalah seleksi berikut ini:
Banyak pewawancara mengabaikan
informasi penting pewawancara hanya fokus pada sebagian kecil informasi yang
utama tentang keberhasilan pekerjaan, sehingga melalaikan sebagian informasi
lainnya. Oleh karena itu, pewawancara kurang dapat mengembangkan pelamar secara
lengkap.
Pewawancara terkadang mengabaikan
motivasi dan kesesuaian dengan kebutuhan perusahaan. Pewawancara terlalu fokus
pada aspek-aspek keterampilan dari pekerjaan dan akhirnya melupakan
hal-hal yang mungkin disukai dan tidak disukai oleh pelamar. Kegagalan dalam
menemukan motivasi dapat berakibat pada kinerja staf dan pengajar yang buruk dan mungkin pula akan terjadi
pengunduran diri dini ketika sudah menjadi staf dan pengajar.