Dinamika Penduduk
Jumlah
penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu senantiasa berubah. Perubahan
jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dengan dinamika penduduk. Dinamika penduduk
sering menunjukkan kecenderungan bertambah yang disebut pertumbuhan penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh
berbagai hal antara lain kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk.
-
Kelahiran
Jumlah
penduduk akan bertambah jika terdapat kelahiran. Angka kelahiran atau natalitas menunjukkan jumlah
kelahiran bayi hidup setiap 1.000 penduduk di suatu daerah per tahun.
-
Kematian
Jumlah
penduduk dapat berkurang jika ada kematian. Angka kematian atau mortalitas menunjukkan jumlah
kematian per 1.000 penduduk di suatu daerah setiap tahun
-
Perpindahan (Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain. Migrasi terbagi menjadi beberapa jenis, antara
lain sebagai berikut.
a) Emigrasi
adalah keluarnya penduduk dari dalam negeri keluar negeri untuk menetap.
b) Imigrasi
adalah perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap.
c) Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam suatu
negara.
d) Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Pertumbuhan penduduk adalah dinamika penduduk yang menunjukkan
peningkatan jumlah penduduk. Secara sederhana pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan imigrasi akan menambah
pertumbuhan penduduk, sedangkan kematian dan emigrasi akan mengurangi
pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk di suatu negara dapat ditentukan dengan
mengadakan sensus penduduk. Dalam sensus penduduk,
jumlah penduduk, jumlah kelahiran, dan kematian dicatat.
Populasi penduduk dunia
terus bertambah dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu tahun 1950 hingga tahun
2000, populasi penduduk dunia mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada enam ribu
tahun terakhir, hidup pada saat ini. Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36
WIB, jumlah penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 7 milyar jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk dunia tidak merata. Laju pertumbuhan yang tinggi umumnya terjadi di negara
berkembang. Di negara maju, laju pertumbuhan rendah, bahkan tidak mengalami
pertumbuhan.
Bagaimanakah
pertumbuhan penduduk di Indonesia? Pertumbuhan penduduk Indonesia juga tinggi.
Bahkan Indonesia termasuk dalam sepuluh negara berpenduduk terbanyak. Agar kamu
memperoleh gambaran besarnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, perhatikan
data jumlah penduduk Indonesia pada Tabel
Berikut:
Jumlah
penduduk Indonesia dari tahuun 1971 – 2010
Tahun
|
Jumlah
penduduk (Jiwa)
|
1971
|
119.
208. 229
|
1980
|
147.
490. 289
|
1990
|
179.
378. 946
|
1995
|
194.
754. 808
|
2000
|
205.
132. 458
|
2005
|
218.
868. 791
|
2010
|
237.
600. 000
|
Dari tabel di atas,
dapat dilihat bawah jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
akan berbagai sumber daya seperti tanah, air, mineral, dan energi. Tidak semua
sumber daya alam tersedia dengan melimpah dan dapat diperbarui. Jika sumber
daya alam terus digali, persediaannya akan terus berkurang. Oleh karena itu,
diperlukan upaya pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk dan pemanfaatan
sumber daya alam yang bijaksana.
-
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk akan meningkat jika
angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah, apalagi bila diikuti tingkat
imigrasi yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ledakan penduduk, yaitu keadaan
di mana pertumbuhan penduduk sangat pesat melebihi daya dukung alam.
Pengaruh Pertambahan Penduduk
Terhadap Pemenuhan SDA
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada
daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih
sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan,
kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat
berdampak pada kerusakan lingkungan. Misalnya tingkat pencemaran yang
diakibatkan oleh kendaraan bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah
perkotaan. Tentu tingkat pencemaran udara di kota lebih tinggi. Tumbuhnya
kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk di daerah perkotaan
menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan yang nyata. Kepadatan penduduk
mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan penduduk berikut
ini.
-
Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup
manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk
berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Namun kebersihan udara tidak
semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara
seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen dan oksigen belerang juga
mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gas-gas ini meningkat, maka
dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar. Bertambahnya pemukiman, alat
transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak
bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara
semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar
seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa
itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna. Jadi kamu dapat
memahami bahwa akan semakin sulit mencari udara bersih di daerah perkotaan dan
kawasan industri. Padahal penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
seseorang akan menurun dengan banyaknya zat pencemar di udara. Idealnya semakin
tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena
itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman
pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai
hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
- Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan
bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga
semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Di
kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hamper tidak ada lagi.
Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa.
Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas Robert Maltus seorang
sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The Principle of
Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk mengikuti deret
ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret hitung.
Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan
pangan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi
pangan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. Oleh karena itu
peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan
akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit
seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
Bagaimana dengan kondisi pangan di negara kita? Kamu tentu
memperhatikan, akhir-akhir sering diberitakan tentang kekurangan pangan di
berbagai daerah, busung lapar melanda penduduk miskin, serta kehidupan petani
dan nelayan yang semakin sulit. Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini
dengan mengimpor bahan makanan pokok dari negara lain. Tetapi kebijaksanaan ini
juga menimbulkan kontroversi karena akan menurunkan nilai jual bahan makanan
yang dihasilkan petani dalam negeri.
-
Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan
untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian,
dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana
dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk
membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup
yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
-
Ketersediaan Air Bersih
Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari
air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap,
sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3
dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara
langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri,
untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah
penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang
dihasilkan.
-
Pencemaran lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem.
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak
buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk
memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut
dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk
mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila
tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya
penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana
seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan
keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan
terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di
daerah yang berpenduduk padat, sampah rumah tangga yang dihasilkan juga banyak.
Karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di
tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran
air dan tanah. Selain itu di daerah yang padat, kebutuhan transportasi juga
bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan
menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan
ekosistem.